News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Lintas Perjalanan Manusia Dari Dunia Berakhir Di Akherat

Lintas Perjalanan Manusia Dari Dunia Berakhir Di Akherat

Oleh:Jacob Ereste 

MediaPertiwi,id-Jika takdir itu dapat dipahami sebagai ketentuan dari Allah SWT -- Tuhan -- maka sesungguhnya manusia tidak memiliki kekuasaan apapun terhadap dirinya, kecuali atas seijin Allah. Setidaknya sejak lahir, manusia telah ditandai oleh takdir seperti tidak mampu menentukan fitrahnya  sendiri sebagai lelaki atau perempuan. Sebab sebagai lelaki atau perempuan bagi manusia itu bukan hak bagi dirinya untuk menentukan sendiri  pilihan bagi dirinya. Jadi, takdir itu hanya bisa diterima begitu saja oleh setiap manusia yang tak mungkin mengubahnya. Karena itu, manusia yang mencoba melawan takdir Tuhan, dia bisa dianggap melawan sunnatullah Tuhan.

Sunnatullah itu -- sebagai tradisi atau kebiasaan Tuhan -- hanya mampu dipahami oleh manusia sebagai hukum alam yang tidak bisa dibantah, karena merupakan ketentuan yang bisa  dilakukan oleh Tuhan. Hingga sunnatullah pun meliputi kekuasaan dan kemampuan Tuhan untuk mengatur jagat raya ini dan seisinya, termasuk manusia sebagai bagian dari makhluk ciptaan-Nya.

Kesadaran dan pemahaman manusia  pun terhadap jagat raya dan makhluk yang ada sebagai ciptaan Tuhan, dapat  menghantar manusia memasuki wilayah spiritual yang maha luas, tidak terhingga seperti keberadaan Tuhan yang tidak terlihat, tetapi ada di semua tempat. Dan semua itu senantiasa berada di dalam pengawasan-Nya. Begitulah kekuasaan Tuhan Yang Maha Luas tidak terhingga, meliputi bumi dan langit serta segenap benda yang terlihat maupun tidak terlihat, karena menang tidak mampu terjangkau oleh kemampuan manusia yang memang sangat terbatas. Kendati manusia telah mampu menjelajah sampai ke bulan atau ke planet lain yang berada dalam kekuasaan Allah SWT.

Nasib dan rizki pun demikian adanya, berada di luar kemampuan serta kehendak manusia. Karena manusia hanya bisa berusaha, tetapi tidak dapat menentukan hasilnya dalam bentuk apapun yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Seperti pasangan suami-istri yang menghendaki anaknya yang lahir kemudian berjenis kelamin laki-laki atau perempuan -- hanya bisa berusaha dan berharap -- namun kepastian yang mutlak hanya ada dalam kehendak Tuhan juga adanya.

Oleh karena itu, etika, moral dan akhlak yang telah diberikan  tuntunannya oleh para leluhur serta para guru agama dengan baik dan benar patut dipatuhi dan ditaati dengan segenap keikhlasan dan kejujuran agar tidak sampai diselewengkan. Sebab pada akhirnya, manusia harus menghadapi kematian yang pasti -- yang tidak bisa ditawar-tawar atau sejenak pun ditunda, karena kematian manusia pun bagian dari takdir -- sebagai ketentuan --  dari Tuhan. Karena itu, waktu kematian pun menjadi ketentuan dari Tuhan yang tidak bisa dinegosiasikan seperti perkara di pengadilan. Kendati manusia itu sendiri mendapat perlakuan istimewa dari Tuhan sebagai khalifatullah -- wakil Tuhan -- di bumi. Dan kelak -- setelah di akhirat -- telah tersurat dalam firman-Nya, manusia tidak memiliki apa-apa kecuali kebahagiaan atau siksaan atas segala apa yang telah dilakukannya semasa hidup di dunia.

Oleh karena itu --.lintas perjalanan manusia dari dunia yang akan berakhir di akherat -- mengapa harus begitu kemaruk dan tamak.mencari dan menumpuk harta benda hingga segunung -- ketika semua itu telah disadari tidak mungkin dapat dibawa mati. Dan sebagai warisan pun harta benda itu tidak akan kekal seperti nama baik yang bisa  terukir di batu nisan kenangan lantaran perbuatan baik yang telah kita lakukan semasa hidup di dunia. Selebihnya hanyalah fana semata.

Banten, 16 November 2025.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment