Semoga Sukses Untuk Denny JA Mengemban Amanah Publik di Pertamina Hulu Energi
Oleh:Jacob Ereste
Mediapertiwi,id-Denny JA sudahh siap menjadi Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi merangkap Komisaris Independen dengan bekal kuat sebelum menerima jabatan apapun. Karena semua pencapaian akan sirna jika namamu tak harum, kata Ibunya dulu berpesan, jauh sebelum Denny JA beranjak dewasa. Sungguh fantastis, spiritualis sekali kandungan makna nilai yang terkandung di dalamnya. Dan aku pun semakin percaya laju perkembangan jagad sastra melalui puisi esai sebagai hulu ledaknya akan membuat keterperangahan jagat. Do'aku pun menjadi terang melihat dunia penulisan di Indonesia dapat membawa semerbak keharuman sampai ke ujung dunia.
Petuah orang tua dahulu yang masih tetap mengapung ditengah hiruk pikuk dunia gaduh sekarang ini, seperti pusaka peninggalan yang langka, karena memang tak dimiliki oleh banyak orang yang penuh ambisi dan ego untuk berbaris dalam antrean yang paling di depan.
Inilah yang meneguhkan harapan pada jabatan baru yang akan segera diemban oleh Denny JA untuk tidak sekedar menancapkan tonggak Denny JA Foundation dengan dana abadi untuk menopang (1) Penghargaan bagi penulis dan pejuang literasi, (2) untuk pengembangan puisi esai sebagai genre sastra, dan (3) kegiatan spiritual lintas iman yang menyuburkan toleransi di taman bermain bagi segenap anak bangsa yang ada. Sehingga asa baru wajar membuncah dapat semakin memperluas wilayah jelajah langsung pada sosok para penulis berbakat di negeri kita yang selalu terhambat oleh kemiskinan dalam beragam masalah, tak hanya sebatas finansial, tetapi juga ruang perkelahian ide dan gagasan untuk mempersakti diri sebagai pendekar yang tak cuma jagoan di kampung sendiri.
Karena itu saya dapat membayangkan bila ada semacam penerbitan berkala mingguan misalnya yang mampu menggantikan tahta Majalah Horizon yang telah wafat tiada ada ahli warisnya, termasuk majalah cerita pendek dahulu -- tahun 1970 hingga 1980-an yang pernah berjaya seperti Majalah Bahana dari tetangga sebelah -- Malaysia -- yang mampu mengimfus napas para penulis beragam corak karya yang mampu ikut mencerdaskan kehidupan bangsa di negeri yang kaya raya ini, namun warganya tetap dominan terbilang miskin.
Sosok Denny JA yang mengaku bukan seorang dermawan besar, tapi tetap percaya bahwa hasrat untuk berbagi itu bukan soal jumlah besar dan kecil -- jelas merupakan kesadaran dan pemahaman spiritualitas -- yang perlu dijaga bahkan ditiru, sekalipun palsu. Sebab spiritualitas tidak perlu diperdebatkan dari bilik realitas, karena keikhlasan itu tak perlu diukur. Dia tak seperti sengketa lahan yang selalu ribut tak kunjung selesai di negeri ini.
Sungguh mulia dan patut dipuji, upaya nyata Denny JA menyisihkan sebagian dari aset pribadinya untuk yayasan yang tidak hirau pada untung dan rugi, karena dana abadi yang telah bergulir dan mengalir itu sudah terhitung dengan cermat untuk terus tetap berlanjut, meski kelak sang founding telah dimakamkan di Taman Sastra Indonesia yang masih tergantung di atas angin.
Kekaguman terhadap Denny JA ketika menerima tugas dari Pertamina Hulu Energi bukan saja sebagai kehormatan, tapi juga sebagai perpanjangan jalan untuk menyemai lebih banyak bibit manfaat, agaknya tak lagi perlu ada kegundahan dan kecemasan, seperti yang terlanjur tumpah diantara keraguan dan kesangsian yang wajar dan patut demi dan untuk kemaslahatan orang banyak, bukan demi dan untuk kepentingan diri sendiri atau segelintir orang saja.
Pengakuan Denny JA telah membangun 22 perusahaan di berbagai bidang, tidaklah keliru untuk terus diharap mengembangkan usaha dalam bidang media yang lebih luas jangkauan dan liputannya, tidak sebatas pagar puisi esai, tapi lebih luas pada bidang seni, budaya -- terlebih yang masih tersisa dari tradisi bangsa Indonesia di berbagai daerah sebagai mosaik Nusantara yang tak dimiliki oleh bangsa-bangsa dari negara manapun.
Karena itu, beranjak dari kesadaran bahwa sumber daya yang paling mahal -- seperti pengakuan Denny JA sendiri -- bahwa untuk menerima tanggung jawab besar seperti apapun konsekuensinya memang harus melepaskan banyak hal yang lain, agar bisa fokus dengan sepenuh hati menjalankan amanah sebagai bagian dari ujud ibadah yang sangat mulia itu. Apalagi sudah dapat dipastikan, tidak akan pernah ada konflik kepentingan, tidak akan ada loyalitas ganda. Sebab kehadiran dirinya di Pertamina Hulu Energi sangat disadari bukan sebagai pebisnis, tapi akan selalu ingat sebagai pelayan publik.
Jadi sungguh tak ada masalah, kecuali suara nyinyir yang beranjak dari kedengkian. Lagian, Denny JA sendiri belum sempat diberi waktu untuk membuktikan semua niat tulus dan keikhlasannya untuk menunaikan ujian yang berat itu. Lalu mengapa tidak dido'akan agar kelapangan hati kita pun terkikis dari sifat dan sikap sirik.
Banten, 13 Juli 2025.
Post a Comment