Persiapan Acara Do'a Dalam Bahasa Bumi Untuk 101 Nara Sumber Bersama Kirdi Putra
Oleh:Jacob Ereste
Mediapertiwi,id-Diskusi kamisan rutin GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) Kamis-Senin, 5 Juni 2025 menyambangi Kantor Kirdi Putra ST. CHI, CHt. NLP, Hypnosis Training Institut of Indonesia, Graha Narapatih, Jl. Paus Dalam No. 37, Rawamangung, Jakarta Timur.
Topik pokok diskusi seputar perluasan wilayah jelajah spiritual dan mematangkan rencana acara pembacaan do'a dalam bahasa bumi yang akan melibatkan 101 nara sumber di Jakarta pada Kamis, 19 Juni 2025
Acara pembacaan do'a untuk 101 nara sumber yang akan dilakukan Sri Eko Sriyanto Galgendu secara tinggal non stop selama 18 jam ini, selain dimaksudkan sebagai bakti kepada para tokoh juga dihajatkan menandai rasa syukur pada hari ulang tahun Pemimpin Spiritual Nusantara sendiri yang telah rampung menjalankan tirakat panjang dan puasa pala selama 24 tahun hingga mendapat kebebasan untuk mengekspresikan diri untuk berbuat lebih banyak kepada nusa dan bangsa Indonesia yang tengah dirundung keprihatinan mendalam pada segenap segi kehidupan.
Do'a sastra buana dalam bahasa bumi, menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu, selaku penggagas dan pelaku utamanya diharap dapat memberi suasana segar untuk bangkit bersama gerakan kebangkitan kesadaran serta pemahaman spiritual yang merupakan satu-satunya modal utama untuk memperbaiki kehidupan bangsa dan negara Indonesia untuk menyongsong masa depan yang lebih baik dan lebih bermartabat dalam tatanan peradaban era global agar tetap memiliki kepribadian yang tangguh dan luhur serta bermartabat memasuk era Indonesia emas tahun 2045.
Diskusi bersama Kirdi Putra pun merambah jauh pada warisan peninggalan para leluhur seperti makna dari ladyo laksono sebagai janji yang harus dilakukan oleh seorang kesatria (raja) seperti yang tertera pada simbol jebesaran keraton. "Jadi makna dari ladyo laksono itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan seorang raja yang akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan semasa memimpin rakyatnya, ujar Sri Eko Sriyanto Galgendu yang diamini Kirdi Putra sebagai pakar Mikro Expresssion. Dan lembaga Narapatih sendiri yang dia besut bersama sejumlah staf menerangkan pemimpin rakyat yang membantu raja dalam menjalankan pemerintahan. Karena itu, posisi kepercayaan dari sang raja menjadi dasar pijak komitmen dalam upaya membangun bangsa dan negara dalam kontek sistem pemerintahan modern yang diwujudkan dalam bentuk republik.
Ladyo Laksono sendiri menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu melambangkan cahaya indah rembulan, cahaya terang matahari yang memancarkan sinar kepada bumi yang dipangku oleh sang raja untuk menjaga tatanan yang harmoni bagi rakyat dan jagat lingkungan yang erat terkait dengan kuasa Sang Pencipta.
Begitulah mikro kosmos dan makro kosmos yang dapat dipahami sebagai jagat cilik dan jagat gede. Sehingga, representasi kecil dari keseluruhan alam semesta yang dipahami sebagai mikrokosmos.
Manusia -- sebagai mikrokosmos -- karena di dalam dirinya tercermin adanya unsur alam semesta -- mikrokosmos, sehingga tubuh dan jiwa manusia mencerminkan ciptaan Tuhan dalam bentuk yang lebih kecil. Seperti halnya sosiologi maupun budaya dalam sebuah komunitas adalah mikrokosmos karena mencerminkan pola atau struktur masyarakat yang luas.
Begitulah simbolika dari mikrokosmos yang menunjukkan segala sesuatu yang besar, namun apa pula versinya dalam bentuk yang kecil. Keduanya acap kali memiliki keterkaitan antara yang satu dengan lainnya. Makro kosmos -- dalam konteks filsafat dan spiritualitas -- merupakan cermin besar dari keseluruhan tatanan eksistensi mikrokosmos yang menjadi tempat bagi manusia sebagai bagian dari dirinya.
Fenomena dari Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat menandai kesadaran dari gerakan kebangkitan kesadaran serta pemahaman spiritual bangsa Timur yang akan dipelopori suku bangsa Nusantara, tandas Sri Eko Sriyanto Galgendu, bahwa pemimpin yang berbasis pada kecerdasan spiritual merupakan sosok pemimpin yang diperlukan untuk menjawab berbagai masalah kerusakan bangsa akibat dari diabaikannya dimensi spiritual yang kokoh berpihak pada etika, moral dan akhlak mulia manusia yang tidak boleh membuat kerusakan dalam bentuk apapun di muka bumi ini. Karena itu, fenomena dari munculnya sosok pemimpin di Indonesia untuk masa depan hanya dapat dilakukan oleh seorang pemimpi yang memiliki kecerdasan spiritual yang kuat dan tangguh untuk memulihkan keambrukan etika, moral dan akhlak yang semakin bobrok.
Dalam konteks inilah, hasil dari kumpulan do'a dalam bahasa bumi diharap dapat diterbitkan dalam bentuk Kitab Maha Ismaya -- penuntun tanggung jawab terhadap kehidupan -- bagi setiap manusia yang mendambakan pemulihan dari berbagai bentuk dan ragam kerusakan agar dapat segera pulih untuk menjalani hidup yang normal dan baik dalam arti yang harmoni dengan alam lingkungan yang lestari dan membahagiakan bagi semua orang.
Rawamangun, 5 Juni 2025.
Post a Comment