News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Buzzer Tandingan Untuk Membuat Keseimbangan Dalam Pertempuran

Buzzer Tandingan Untuk Membuat Keseimbangan Dalam Pertempuran

 

Oleh:Jacob Ereste 

Mediapertiwi,id180 buzzer yang dipelihara pengacau informasi, publikasi dan saluran Komunikasi warga masyarakat yang menggunakan media sosial berbasis internet di Indonesia semakin terdesak dan terhimpit hingga makin terpinggirkan, karena tak mampu mengimbangi sepak terjang buzzer yang menguasai media sosial.

Informasi dan publikasi negatif yang ditebarkan oleh buzzer tampak jelas memenuhi halaman media sosial -- WhatsApp, Facebook, YouTube, Instagram, telegram, Twitter dan beragam macam media lainnya yang begitu gampang di akses maupun menerobos sistem jaringan yang ada.

Buzzer atau orang yang dibayar untuk menyebarkan pesan, opini atau informasi tertentu yang telah dirancang sedemikian rupa atau dalam bentuk kampanye melalui media sosial untuk mempengaruhi opini publik mereka hadirkan mulai dari bentuk mengarahkan perhatian publik kepada hal-hal yang penting, tapi menarik untuk mendapat perhatian yang luas, sehingga suatu topik atau kasus tertentu jadi luput dari perhatian. Tapi ada juga cara lain para buzzer itu yang ikut nimbrung dalam suatu persoalan yang tengah menjadi pergunjingan publik, dengan cara membuat kekacauan informasi yang dapat menyesatkan para pemirsa.

Biasanya, untuk melancarkan kerja profesinya sebagai buzzer mereka membuat sejumlah media dalam berbagai bentuk dan model untuk menjerat pemirsa masuk dalam isu yang mereka ciptakan sekedar untuk menggiring perhatian dan konsentrasi pemirsa yang telah memiliki perhatian tertentu pada suatu masalah, misalnya korupsi dan penyelewengan yang dilakukan oleh pejabat negara.

Dari pihak eksekutif, legislatif maupun yudikatif pun tidak jarang melontarkan suatu itu untuk menjadi konsumsi publik agar supaya tersita perhatiannya pada masalah tertentu yang perlu diamankan Agat tidak sampai terungkap atau menjadi sorotan masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi percepatan atau pengungkapan kasus tersebut yang telah diagendakan untuk dipetieskan.

Sama halnya dengan mengekspose sebuah kasus secara berlebihan untuk sekedar mengalihkan perhatian publik dari barang sitaan termasuk nilai denda yang diperoleh entah kemana juntrungan peruntukkannya. Begitu juga dengan barang sitaan yang akan dimusnahkan, tidak pernah dirinci dan divalidasi keaslian maupun jumlah persis dari barang yang akan dimusnahkan itu. Sebab sistem pengawasan dari barang sitaan itu, sangat tertutup dari publikasi untuk umum.

Artinya, apa bedanya buzzer yang berada di seberang sana dengan buzzer yang ada di dekat kita ini ? Semua buzzer berperan untuk mengelabui warga masyarakat dari informasi yang terbuka dan transparan dengan cara mengalihkan atau mengaburkan informasi yang seharusnya diungkap sesuai fakta dan realitas yang ada.

Buzzer tidak hanya memainkan peran do wilayah ekonomi, politik, hukum, agama bahkan budaya seperti yang sedang heboh tentang kawasan pertambangan di Raja Ampat yang dinyatakan aman-aman saja itu, meski rakyat serta tokoh serta para ahli sudah meneriakkan untuk segera dihentikan proyek pengerukan tambang nikel itu yang akan merusak lingkungan daerah setempat. 

Demikian juga dengan masalah pagar laut di pantai Utara Tangerang, Banten yang mulai dilupakan banyak orang, lantaran yang menaruh perhatian pada masalah SHU dan SHM yang melantak juga hutan di daerah pantai Utara, Tangerang, Banten ini mungkin sudah diamankan dengan cara yang nyaman.

Jadi, buzzer pun dapat berperan positif  -- meski untuk sementara ini trend yang baru bida berkembang -- adalah dalam wilayah negatif, penerima bayaran untuk pemberitaan, sajian informasi atau publikasi yang direkayasa untuk menyesatkan.

Simak saja misalnya perseteruan tentang ijazah palsu yang memusingkan itu, perseteruan antara dua pihak yang saling berseberangan sedang menunjukkan kegagahannya, meski publik cukup banyak yang paham bahwa opera sabun semacam itu adalah kekonyolan di atas kebodohan yang justru semakin membuka kebusukan yang disembunyikan.

Jadi upaya untuk membangun citra positif sesungguhnya tidak perlu menghalalkan segala cara. Apa salahnya gelar dan sejenisnya itu tidak perlu dipasang, karena gelar yang dianggap wah itu cuma sekedar sikap dan sifat dari kesombongan belaka.

Yang pasti, dari fenomena eksistensi buzzer yang semakin marak dan berjaya di negeri ini, lantaran pihak aktivis dan kaum pergerakan yang murni hendak memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat masih abai pada fungsi dan peran para buzzer yang bisa mewakili musuh besar yang harus dihadapi bersama rakyat.

Pertanyaan menarik, mengapa kalangan aktivis dan kaum pergerakan tidak melihat buzzer sebagai kekuatan yang dapat diajak serta memperkuat barisan perlawanan dan perjuangan berat yang harus dikakukan, ternyata masalahnya hanya karena kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan para buzzer itu dari sisi yang positif dan bisa memberi banyak manfaat bagi rakyat.

Setidaknya, dari sekedar berbagi pengalamannya pulsa saja untuk tetap terus menyuarakan aspirasi  rakyat, perhatian dan sikap keperdulian  bagi sesama aktivis saja nyaris tidak ada. Apalagi hendak membekali para buzzer tandingan yang kita harapkan mampu menghadapi buzzer bayaran itu dengan membekali mereka dengan perarakan yang cukup serta fasilitas yang memadai, agar tidak sampai keok para aras narasi sebagai penyeimbang untuk terus bertempur langsung di lapangan.

Bayangkan, 180 buzzer baru yang diterjunkan untuk membangun narasi versi mereka sendiri mulai menguasai semua media sosial berbasis internet dengan gaya dan cara penampilannya yang beragam dalam berbagai bentuk dan model yang mampu memukau dan menjerumuskan perhatian kita, memperbesar api pertikaian antara kita dan membangun kecurigaan terus bertumbuh dan berkembang diantara kita. Karena kita memang tidak cukupnya bijak menghargai fungsi dan peran buzzer yang dapat dihadirkan dari sisi seberang yang lain.

Banten, 7 Juni 2025.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment