News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Wajah Asli di Balik Topeng Penegak Moral

Wajah Asli di Balik Topeng Penegak Moral

 
Mediapertiwi,id,Banda Aceh-Ketika seseorang begitu bersemangat menuding orang lain sebagai "wartawan gadungan" atau "pengamat pers kampungan," ada baiknya kita bertanya: siapa sebenarnya sosok di balik tudingan itu? Siapa yang paling lantang menuduh namun mungkin menyembunyikan boroknya sendiri?

Sebut saja sosok yang belakangan ini sering menulis opini tentang "wargad"—wartawan gadungan. Penulis tersebut begitu getol menggambarkan praktik pemerasan yang dilakukan oleh wartawan abal-abal, seolah-olah ia sedang berjuang membersihkan dunia pers dari para begal moral. Namun, bagaimana jika sosok penulis ini justru merupakan bagian dari lingkaran penipuan yang lebih licik dan sistematis?

"Saya sih banyak dapat info dari rekan-rekan tentang sosok dia," ujar Ery Iskandar, seorang pemantau pers yang sudah pasrah hidupnya untuk mengungkap kejahatan di dunia pers. "Dari dugaan keterlibatannya dalam skema penipuan robot trading hingga praktik tipu-menipu berkedok investasi, banyak wartawan yang menjadi korbannya. Tapi anehnya, dia justru tampil sebagai pahlawan anti-wargad di media."

Sumber lain yang tak ingin disebutkan namanya menyebutkan bahwa praktik penipuan tersebut sudah berlangsung lama. "Dia memanfaatkan relasi dan citra sebagai wartawan untuk menggaet korban. Modusnya klasik: mengaku punya akses eksklusif ke proyek investasi besar, menjanjikan keuntungan tinggi, dan akhirnya uang itu raib tanpa jejak," ungkap sumber tersebut.

Bahkan, Ery Iskandar juga banyak mendapat informasi bahwa si oknum caleg gagal berkali-kali itu juga aktif menelpon pejabat dinas, bank, dan perusahaan untuk mendapatkan iklan dan uang. "Apa itu layak dilakukan oleh seseorang yang sudah senior?" gugat Ery.

"Kalau dia memang peduli pada kredibilitas pers, kenapa tidak mulai dari dirinya sendiri?" kata Ery Iskandar, kali ini nadanya lebih keras. "Bukannya malah membuat opini bombastis yang justru terkesan sebagai pengalihan isu dari kebusukan pribadinya. Silakan bercermin, Anda bukan malaikat, istri orang saja Anda sikat," sindir Ery, mengungkit masa lalu si pembeking pawang hutan yang menyusup ke pers untuk menguasai pokir di dinas-dinas.

Ery juga mengingatkan, jangan sampai mati-matian dan rela jadi korban demi membela pawang hutan yang menyusup ke dunia pers untuk menguasai iklan pokir dan bisnis pers.

Ery juga mendesak polisi dan Dewan Pers untuk segera turun tangan menertibkan oknum wartawan berlabel Dewan Pers yang kerjanya menipu. "Kasus penipuan robot trading itu banyak makan korban. Meskipun sudah dilaporkan, kasusnya jalan di tempat. Apa karena pelakunya ada embel-embel Dewan Pers?" gugat Ery.

Di tengah hiruk-pikuk tudingan wartawan gadungan, masyarakat berhak tahu siapa yang benar-benar berjuang demi kebebasan pers, dan siapa yang sekadar menebar tudingan untuk mengalihkan perhatian dari boroknya sendiri. Pertanyaannya sekarang: sampai kapan topeng moralitas itu akan bertahan? (red,hr) . 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment