News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Menulis Tak Hanya Sekedar Mengisi Waktu Luang

Menulis Tak Hanya Sekedar Mengisi Waktu Luang

Oleh:Jacob Ereste 

Mediapertiwi,id-Menulis itu penting, tidak cuma untuk memberi kesaksian melalui informasi, publikasi dan komunikasi yang kita bangun melalui tulisan, tetapi juga menandai bahwa kita pernah hidup dan meninggalkan suatu nisan monumental yang bisa diberikan kepada semua orang yang ingin memilikinya. Lebih dari itu, menulis bisa menjaga akal sehat,  pikiran terjaga kuat,  penglihatan yang terang terjaga, pendengar yang jelas terekam, sehingga bicara dapat dibatasi tidak ngelantur seperti orang yang terserang pikun.

Pada dasarnya, menulis tak hanya penting, tapi juga sehat agar kehidupan tetap segar dan menggairahkan. Karena melalui tulisan dapat melepaskan beban pikiran yang bergelayutan di dalam pikiran. Maka itu, banyak orang mulai percaya bahwa menulis itu merupakan therapy psikologis agar tidak sampai terjangkit wabah sindromatik seperti yang dialami oleh mereka yang baru saja memasuki masa pensiun. Maka itu wajar dalam trend terbaru dari catatan Atlantika Institut Nusantara peminat para peserta konseling semakin meningkat diikuti oleh  orang tua yang telah memasuki usia senja dibanding dengan jumlah mereka dari kalangan kawula muda sebelumnya untuk memperoleh bimbingan kreatifitas  menulis dengan berbagai bidang yang beragam menjadi pilihan dan mereka minat mereka. 

Meski begitu, jenis penulisan di bidang ilmiah yang populer menjadi lebih dominan menjadi pilihan yang digandrungi mereka, baik dari kalangan remaja maupun para orang tua. Jenis tulisan berikutnya adalah feature atau semacam kisah pengalaman hidup di masa lalu yang riuh dan penuh  pengalaman yang layak untuk dikenang dan menjadi pelajaran bagi banyak orang.

Oleh karena itu, tingkat kesulitan mulai dari teknis penulisan hingga gaya penulisan menjadi topik yang paling menarik dalam  pembicaraan. Agar supaya tampilan hasil penulisan tidak terkesan norak, kendati harus mengungkap suasana di kampung miskin yang serta terbatas hingga tak lagi dapat dijumpai di jaman sekarang. Meski tenggang waktu kejadiannya ketika itu baru saja beberapa tahun berlalu, tak lebih dari satu generasi dari  penulis kisah tersebut.

Nah, dalam rangkaian upaya mengenang dan merangkai masa silam yang telah lama terpendam itu pada masa silam banyak menarik perhatian mereka untuk ditulis. Agaknya, disinilah relevansinya usaha untuk menjaga akal sehat mengenang serangkaian peristiwa masa lalu untuk kemudian direka ulang dalam bentuk cerita yang indah dan menarik sekaligus mengesankan untuk dijadikan pelajaran bagi orang lain -- utamanya generasi masa kini -- yang tak mungkin akan mengalaminya masa waktu yang telah berubah itu, hingga tak mungkin dapat dialami di masa  mendatang. Toh, waktu dan sejarah memang tak pernah berhenti untuk terus memasuki masa depan yang baru.

Bagi sebagian penulis pemula ini -- umumnya para kawula tua -- jujur  mengakui ingin meninggalkan sesuatu yang kelak dapat diingat dan mungkin dapat dijadikan pelajaran bagi generasi berikutnya. Sehingga suasana romantik, kegigihan hidup dan berjuang di masa sulit  -- tak hanya dalam arti ekonomi, tapi juga dalam bentuk sarana dan prasarana serta fasilitas -- sungguh memprihatinkan. Bahkan ada diantara yang mulai menulis mengungkapkan secara gamblang kondisi keluarganya yang sangat susah. Bukan hanya sekedar untuk berbelanja ke kota, tetapi untuk mengunjungi kota itu sendiri harus ditempuh dengan berjalan kaki dan menyeberangi sungai tanpa jembatan.

Suasana paceklik pun  seperti yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1960-an setelah peristiwa G30S atau Gestapu jauh lebih dramatik mendera seluruh penduduk karena kelangkaan bahan pangan.

Penggambaran yang dramatik kewat tulisan yang menarik ini, boleh jadi  dapat membangun kembali gairah minat baca warga masyarakat melalui tulisan yang tersaji dalam bentuk tulisan konvensional, bebas dari pengaruh media digital. Kendati kehadiran media digital berbasis internet semakin meluas menjadi kegandrungan publik  mensosialisasikan paparan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki, lantaran media sosial -- digital -- lebih efektif dan efisien untuk dijadikan sarana informasi, publikasi dan komunikasi langsung yang dapat berlangsung seketika itu juga.

Intinya, minat menulis -- apapun bentuknya --  tampak semakin marak digemari banyak orang akibat dukungan media digital yang telah menjadi bagian dari keperluan dan gaya hidup untuk lebih baik dan terus ikut  berkembang dalam arus deras perubahan jaman. Sebab untuk menulis diperlukan kemampuan menata alur pikiran, memilih tema yang relevan dan up to date dalam konteks kekinian dari setting masa lalu atau suatu agenda pembicaraan yang dilupakan orang banyak.

Yang tak kalah menarik kegemaran untuk menulis adalah dapat memperkaya  khazanah bahasa dan pengetahuan yang semakin luas yang diiringi oleh minat baca yang dapat meningkatkan dan menjaga akal sehat. Sebab di dalam sebuah tulisan yang akab dipublikasikan, telah memberi isyarat untuk dikritik, digugat atau sekedar mendapat cemooh, karena ide, gagasan, teknik penulisan hingga kekayaan bahasa ucap akan menjadi bagian dari penilaian banyak orang.

Maka itu, sebuah tulisan yang akan  dipublikasikan bisa disebut sebagai suatu  kesaksian sekaligus pertanggungjawaban dari segenap kualitas mutu bahasa, gaya cerita, muatan isi yang relevan dan kontekstual dengan  kehidupan hari ini, meskipun dalam setting masa silam yang kelam. Agaknya, begitulah hasrat menulis tak hanya beranjak dari sekedar mengisi waktu luang. Tetapi seyogyanya bisa memberi banyak manfaat kepada pembaca dan diri kita sendiri. Oleh karena itu, cara menakarnya dapat diketahui dari jumlah pembaca yang menaruh perhatian dan terkesan pada sajian menu yang kita hidangkan. Persis seperti warung makan yang terpatri dalam ingatan kita untuk kembali menyantap makanan yang pernah kita lahap dengan sepenuh gairah.

Cilegon, 17 Mei 2025 . 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment