News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Etika, Moral dan Akhlak Yang Ambruk Penyebab Utama Dari Ambur-adul Negeri Ini

Etika, Moral dan Akhlak Yang Ambruk Penyebab Utama Dari Ambur-adul Negeri Ini

 Oleh:Jacob Ereste 

Mediapertiwi,id-Dialog-dialog spiritual itu penting, tidak hanya dengan diri kita sendiri, tapi layak dan patut mengajak orang lain, agar frekuensi spiritual dapat semakin jauh menebar benih gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual untuk menjadi basis pertahanan diri melalui pagar etika, suasana moral serta gairah akhlak mulia manusia yang diberikan Tuhan untuk menandai kemuliaan manusia di bumi.

Gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual sungguh penting dan mendesak para era yang semakin materialistik sekarang ini. Dimana semua hal semakin ditakar dengan nilai-nilai material -- mengabaikan nilai-nilai spiritual. Mulai dari hasrat untuk sekolah, mencari kerja, naik jabatan atau pangkat hingga permintaan agar tidak dimutasi ke tempat tertentu dalam bertugas, semakin gampang diselesaikan dengan uang. Celakanya lagi, putusan hukum, penyusunan peraturan dan perundang-undangan dasarnya dapat diputuskan berdasarkan segepok duit.

Karena itu, etika, moral dan akhlak manusia yang terbingkai dalam keteguhan spiritual tak hanya goyah, tapi diabaikan, sehingga keberanian untuk melakukan penyelewengan, penyalahgunaan jabatan, korupsi, culas, tamak dan rakus hingga tak tahu malu menimbulkan kegaduhan seperti masalah ijazah palsu, putusan pengadilan yang timpang -- tidak berdasarkan keadilan -- hingga bermuka "gedek" mengangkangi jabatan diluar kapasitas serta kualitas serta kapabilitas diri yang rendah. Karena semua bisa dibeli dengan transaksi di bawah meja.

Akibatnya, korupsi,  kecurangan, sogok menyogok, saling sandra dengan mengunci berbagai kasus hingga kesongongan menjual aset negara dengan melanggar peraturan hukum dan perundang-udangan menjadi semakin marak seperti yang terjadi dalam sejumlah PSM -- proyek strategis nasional, hingga HGU dan HGB yang cucuk-cabut dibatalkan dan kemudian diijinkan kembali seperti penjarahan hutan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang kacau balau itu.

Semua perilaku degil ini dilakukan oleh mereka yang terbilang pintar tapi tidak memiliki etika dan moral serta akhlak dana sama sekali. Keambrukan etika, moral dan akhlak manusia Indonesia ini memang sudah dimulai dari sistem pendidikan dasar hingga perguruan tinggi kita yang abai pada tatanan etika dan moral hingga akhlak yang semakin bobrok. Sebab hakekat pendidikan hanya memburu kecerdasan semu, tanpa judi pekerti serta upaya membangun sikap bijak yang bestari. Karena kecerdasan intelektual dianggap lebih dari cukup tanpa diikuti oleh kecerdasan spiritual yang mampu menjaga sikap jujur, ikhlas, ugahari, tidak sombong dan pongah, apalagi hanya sekedar untuk dianggap tidak bodoh dengan cara membeli gelar yang telah dikemas dalam bentuk instan.

Krisis etika, moral dan akhlak ini fenomenanya yang nyata seperti yang dilakukan oleh pejabat negara bergelar doktor dan profesor yang bukan saja tidak tahu malu itu -- tapi penuh kesadaran untuk menggadaikan harga diri, reputasi hingga profesinya yang sungguh terhormat itu hanya demi cuan semata. Demikian juga untuk mereka yang jabatan atau pangkat menyundul langit, pun tela mengorbankan reputasi maupun keahlian profesinya hanya untuk dan demi  duit. Sebab ideologi yang mereka anut sudah melampaui kapitalis sejati, neo lib  ultra modern yang esensinya mabuk kekuasaan dan mabuk kekayaan tanpa kendali.

Oleh karena itu, untuk mengendalikan birahi kekuasaan dan kekayaan tiada batas ini, perlu diredakan oleh kendali laku spiritual yang berpijak pada tiga pilar utama, yaitu etika, moral dan akhlak mulia manusia yang sejati, seperti yang telah diberi anugrah oleh Tuhan sebagai makhluk paling mulia -- khalifatullah, wakil Tuhan -- di bumi. Atas dasar inilah, pilihan tepat untuk mengatasi carut marut negeri ini -- mulai dari ekonomi, politik hingga budaya dan tatanan serta kerukunan dalam  beragama hanya mungkin dilakukan melalui kecerdasan intelektual yang dipandu oleh kecerdasan spiritual, sebagai penjaga dan pembimbing etika, moral dan akhlak manusia yang bejad. 

Banten, 8 Agustus 2025.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment