Mahasiswa Kepung DPRD Kalbar, Tuntut Tangkap Mafia Tambang AS dan Tante
Mediapertiwi,id,Pontianak-KalBar-Suasana Gedung DPRD Kalimantan Barat (Kalbar) memanas ketika puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kalbar menggelar aksi unjuk rasa menuntut penindakan terhadap praktik Pertambangan Tanpa Izin (PETI) dan pembongkaran jaringan mafia sumber daya alam yang dinilai kian merajalela di Bumi Khatulistiwa.30/7/2025).
Dalam aksinya, mahasiswa menuding wakil rakyat dan aparat penegak hukum tak kunjung bersikap tegas terhadap maraknya aktivitas tambang ilegal yang merusak lingkungan.
Sudah terlalu lama masyarakat menjadi korban ketidakadilan. Mafia tambang masih berkeliaran, dan aparat penegak hukum serta wakil rakyat belum menunjukkan sikap tegas,” teriak salah satu orator di tengah kerumunan.
Ketegangan sempat terjadi di pintu masuk gedung DPRD ketika aparat berusaha membatasi massa yang berupaya masuk. Aksi saling dorong tak terhindarkan sebelum akhirnya situasi mereda setelah dilakukan proses mediasi.
Dalam orasinya, massa mendesak aparat penegak hukum segera menangkap dua aktor yang diduga menjadi mafia tambang berinisial AS dan Tante, yang dituding menjadi dalang perusakan lingkungan di Kalimantan Barat.
“Jika negara tidak tegas, perampokan sumber daya alam akan terus terjadi. Kami minta aparat bertindak, jangan hanya diam,” tegas salah seorang mahasiswa.
Tiga anggota DPRD Kalbar turun langsung menemui massa, yakni Fransiskus Ason (Komisi II), Julfikar (Komisi I), dan Wan Is (Komisi III). Mereka mengajak perwakilan mahasiswa menggelar audiensi resmi di ruang rapat dewan.
Dalam forum audiensi tersebut, anggota DPRD berjanji akan mendorong penegakan hukum yang lebih tegas terhadap praktik PETI dan mengawal tuntutan mahasiswa.
Kami akan menyampaikan aspirasi ini secara resmi dan mendorong agar aparat penegak hukum bertindak. Masalah ini sudah terlalu lama berlarut,” ujar Fransiskus Ason di hadapan massa aksi.
Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kalbar menyatakan akan terus mengawal persoalan ini hingga pemerintah dan aparat benar-benar membongkar jaringan mafia tambang dan PETI. Mereka menegaskan bahwa aksi berikutnya bisa lebih besar jika tuntutan tidak direspons serius.
Tim Red.
Post a Comment