News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sistem Pemerintahan Republik Islam Iran

Sistem Pemerintahan Republik Islam Iran

Oleh : Jacob Ereste :

Mediapertiwi,id-Sejak Revolusi Islam Iran berhasil terwujud tahun 1979 hanya memiliki dua Pemimpin Tertinggi (Supreme Leader) yaitu Ayatollah Ruhollah Khomeini yang mendirikan Republik Islam Iran dengan menerapkan konsep Wilayat Al Faqih hingga wafat pada 3 Juni 1989. Lalu digantikan oleh Ali Khamenei, pada 1989 sampai sekarang. Sebelumnya Ali Khamenei menjabat Presiden Republik Islam Iran pada tahun 1981 hingga 1989.

Pemimpin tertinggi adalah pemegang otoritas tertinggi di Iran, melebihi wewenang presiden dalam semua hal, termasuk kebijakan luar negeri dan pengawasan atas lembaga-lembaga negara yang ada. Antara keduanya -- Ayatollah Ruhollah Khomeini dan Ayatollah Ali Khamenei bukan saudara dekat, hanya memiliki hubungan ideologis dan politik yang sangat erat, antara murid dan pengikut setia serta tokoh penting dalam Revolusi Islam Iran.

Setelah Ayatollah Rohullah Khomeini wafat pada 1989, Majlis Ahli Menunjuk Ayatollah Ali Khamenei sebagai pengganti. Setelah menjabat Presiden Republik Islam Iran -- gabungan antara sistem republik dan teokrasi -- Ayatollah Ali Khamenei resmi diangkat menjadi Supreme Leader di Iran. Sebagai Kepala Pemerintahan yang dipilih rakyat, wewenang presiden di Iran hanya mengelola kebijakan dalam negeri dan sebagian dari hubungan luar negeri, namun tetap berada dibawah otoritas pemimpin tertinggi, yaitu Supreme leader.

Iran memiliki 290 anggota parlemen yang dipilih oleh rakyat untuk membuat undang-undang, menyetujui anggaran dan mengawasi kinerja presiden. Lalu ada Dewan Wali (Guardian Council) yang terdiri dari 12 anggota dengan komposisi 6 ulama yang ditunjuk pemimpin tertinggi dan 6 orang ahli hukum yang dipilih oleh parlemen. Tugas utamanya adalah mengawasi undang-undang dan menyaring calon presiden dan anggota parlemen.

Majlis ahli (Assembly of Experts) terdiri dari 88 ulama yang dipilih oleh rakyat setiap 8 tahun dan berhak menilai dan berwenang memilih atau mencopot pemimpin tertinggi.

Sejak Republik Islam Iran berdiri pada 1979  berkat keberhasilan revolusi, secara berturut-turut Presiden Iran dijabat oleh Abolhassan Banisadr (1979-1981), Muhammad Ali Raja'i (1981) hanya beberapa Minggu saja, karena tewas dalam serangan bom. Lalu digantikan oleh Ayatollah Ali Khamenei (1981-1989) yang kemudian diangkat menjadi Pemimpin Tertinggi Iran setelah wafatnya Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Berikutnya presiden Iran dipangku oleh Akbar Hashemi Rafsanjani (1989-1997) dengan fokus melakukan rekonstruksi ekonomi pasca perang Iran melawan Irak. Giliran berikutnya Presiden Muhammad Khatami (1997-2005) yang terjebak reformis mempromosikan kebebasan sipil dan dialog antaragama. Berikutnya adalah Mahmoud Ahmadinejad (2005-2013) yang terjebak konservatif karena retorikanya yang keras terhadap Israel dan Barat. Lalu Presiden Hassan Rouhani (2013-2021) yang sangat moderat dan menjadi arsitek utama kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) tahun 2015. Baru kemudian Ebrahim Raisi  (2021-2024) yang juga terkenal konservatif hingga meninggal dalam kecelakaan helikopter pada Mei 2024. Hingga kemudian digantikan sementara oleh Mohammad Mokhber hingga pelaksanaan pemilu luar biasa di Iran dilakukan. Dan jadi terpilih Masoud Pezeshkian pada tahun 2025 sampai sekarang. Ia sangat demokratis dan mendapat dukungan kuat dari kubu reformis di Iran.

Di dalam sistem pemerintahan Republik Islam Iran ada juga Kepala Kehakiman, Dewan Kebijaksanaan (Expediency Council), sehingga di Republik Islam Iran sistem ini menjadikan pemimpin tertinggi sebagai pusat kekuasaan politik dan spiritual.

Banten, 21 Juni 2025.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment