News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Mitologi Dosomuko dan Dewata Cengkar Serta Kisah Kerajaan Medang Kamulan

Mitologi Dosomuko dan Dewata Cengkar Serta Kisah Kerajaan Medang Kamulan


 Oleh:Jacob Ereste 

Mediapertiwi,id-Dosomuko dalam dunia pewayangan itu  sekedar untuk menggambarkan manusia munafik yang bermuka sepuluh. Atau bahkan lebih, sehingga cukup meyakinkan tak lagi mewakili kepribadian yang sesungguhnya dari tokoh yang bersangkutan, karena dia bisa tampil dengan sikap dan sifat binatang atau iblis untuk mengelabui dan melakukan tipu daya terhadap orang lain. Tentu saja yang lebih dahsyat dari sifat dan sikap Dasamuka itu adalah kemampuan untuk menipu orang banyak atau rakyat dari satu negara yang tidak kecil jumlahnya.

Setelah ketahuan dan tertangkap tangan pun kedegilannya pun  tak hendak menyerah begitu saja, sehingga tatanan hukum untuk melakukan pembenaran atas perbuatannya yang nekat itu harus dia bayar mahal, tiada kecuali terhadap seberapa banyak korban yang harus berjatuhan, dia begitu dingin memandang musuhnya yang berlimpangan menjadi korban yang bertumbangan, tak kecuali instansi atau lembaga apapun dia tega membuatnya busuk dan tidak lagi berharga.

Dibalik instansi dan lembaga yang cukup terpandang dan bergengsi itu -- bahkan penuh wibawa -- hanya dalam waktu singkat telah runtuh, saat transaksi dilakukan dengan segenap intimidasi bahkan ancaman pemecatan yang mampu dia lakukan dengan cara yang licik dan keji melalui remote kontrol yang sudah dia pasang sebagai perangkap untuk memusnahkan mereka yang dia anggap musuh atau perintang dari nafsu syahwat birahinya yang membara untuk dan demi  kekuasaan yang membuncah dalam dirinya.

Mitologi Dosomuko yang penuh sange filosofis dan simbolis terus dikenang seluruh warga desa kami sebagai contoh yang baik untuk memahami sosok para  tokoh jahat yang lain. Sehingga Dosomuko mampu  disandingkan dengan kedegilan Fir'aun yang melagenda dalam kisah sejarah  pemimpin yang pernah ada. Itulah sebabnya dalam trend budaya paling modern sekarang ini, gairah dari gerakan kesadaran serta  kebangkitan hingga pemahaman tentang spiritual sangat diidolakan. Karena hanya melalui sistem kepercayaan spiritual yang dapat membuat keseimbangan antara apapun yang dapat dikatakan lahir dengan apa yang bisa dipahami sebagai bagian dari apa yang disebut batin.

Sehingga, apa yang dimaksud dalam petuah Sangkan Paraning Dumadi itu dapat menghantar permenungan tentang asal-usul dan tujuan hidup yang sesungguhnya, bukan  untuk mengumbar nafsu seperti binatang jalang yang dilukiskan penyair Chairil Anwar dalam sajaknya yang liar itu. Konsep spiritual dan kosmologi Dewata Cengkar pun dapat menjadi cermin untuk mematut diri. Sosok Dewata Cengkar ini menggambarkan sosok raha yang buas yang memerintah di Kerajaan Medang Kamulan dengan sangan keji dan kejam. Dia tak hanya penghisap darah rakyat, tapi juga menjadikan rakyat sebagai mangsanya.

Karena itu Aji Saka tampil -- semacam tokoh oposisi dalam tatanan pemerintahan yang modern -- ingin mengakhiri kekuasaan tirani Dewata Cengkar yang buas dan rakus itu. Aji Saka seorang pemuda -- sebaya para mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai kampus -- datang dari Bumi Majeti mampu menaklukkan Dewata Cengkar yang angkuh dengan cara bersikap rendah hati dan sabar, sehingga Dewata Cengkar dapat ditenggelamkan ke laut agar dimangsa oleh ikan hiu.

Ternyata, tubuh Dewata Cengkar pun ogah untuk disantap oleh ikan hiu,  mungkin karena hati dan pikirannya sudah membusuk. Sehingga tubuhnya berubah menjadi Bajul Putih hingga terakhir dia sempat dirawat di klinik akibat penyakit kulit yang sebetulnya menandakan bahwa hatinya yang busuk itu sudah mulai membusuk. Adakah ini pertanda dari azab serta ajalnya sedang dalam proses sang malaikat ?

Yang pasti, hanya waktu yang dapat menjadi saksi dari kejujuran dan kebohongan yang telah seabrek dia lakukan hingga nembuat dera derita bagi rakyat akibat polah tingkah dan perbuatannya. 

Banten, 9 Juni 2025.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment