Konfigurasi Sumber Daya Serta Kekuatan Moral Purnawirawan TNI Dalam Upaya Membangun Bangsa & Negara Indonesia
Oleh:Jacob Ereste
Mediapertiwi,id-Komitmen moral, etika, nasionalisme telah dimiliki oleh segenap prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam melaksanakan tugas sebagai abdi negara. Sumpah prajurit pun telah diucapkan saat pengukuhan setiap personil saat dilantik atau diangkat setelah menjalani pendidikan dasar kemiliteran. Sumpah prajurit ini menandai komitmen prajurit yang setia kepada negara, menjunjung tinggi kehormatan dan taat terhadap hukum serta atasan. Karena itu, sikap dan sifat prajurit TNI selalu mempunyai disiplin yang tinggi. Begitulah, sosok prajurit TNI sejak resmi menyandang status sebagai prajurit TNI.
Sejak saat itu, prajurit TNI akan selalu bersikap teguh memegang Sapta Marga, sebagai kode etik prajurit yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta memegang teguh Pancasila dan UUD 1945.
Karena itu, prajurit TNI tidak perlu disanksikan atas sikapnya yang Pancasilais, patuh dan taat kepada UUD 1945 dengan memahami seluruh isi dan makna dari tujuan serta cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia
Bahkan dalam teks Sapta Marga itu -- sebagai kode etik bagi setiap prajurit TNI, tanpa kecuali -- tegas menyatakan kesetiaan dan akan selalu menepati janji seperti yang telah dijadikan sumpah bagi seorang prajurit. Artinya, setiap prajurit TNI akan selalu konsisten dan berkomitmen untuk mewujudkan janjinya, tidak mencla-mencle apalagi munafik.
Bahkan, dalam Sapta Marga, para prajurit TNI mengikrarkan untuk memegang teguh disiplin, patuh kepada pimpinan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keberanian dan tanggung jawab dalam setiap tindakan saat melaksanakan tugas. Oleh karena itu, kejujuran, komitmen dan konsistensi serta rasa tanggung jawab prajurit TNI dapat selalu terpelihara dan terjaga dalam setiap perilaku hidupnya sehari-hari, tak hanya pada saat bertugas, tetapi juga dalam pergaulan bersama masyarakat. Rakyat.
Dalam etik profesi prajurit TNI telah mengikrarkan untuk menjunjung tinggi kehormatan dan martabat prajurit -- bukan sekedar untuk diri pribadi, tetapi untuk korp -- serta nama baik Tentara Nasional Indonesia -- tidak hanya sebatas TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU semata, tetapi secara keseluruhan dari matra TNI yang ada. Begitulah Sapta Marga -- sebagai kode etik profesi prajurit TNI -- diucapkan pada setiap upacara resmi militer seperti saat mengikuti pendidikan, acara pelantikan, acara pengarahan hingga acara resmi satuan untuk mengingatkan jati diri prajurit TNI, agar memperkuat dan mengukuhkan nilai-nilai kejuangan dan pengabdian sebagai patriot yang tangguh dan sejati.
Dari diskusi rutin Senin-Kamis GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia), 9 Juni 2025 bersama Sri Eko Sriyanto Galgendu yang pernah menjadi Konsultan Kapala Staf Angkatan Darat, Jendral Goerge Toy Suta, dia melihat ada semacam katagori orientasi dari para purnawirawan TNI di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sehingga dapatlah disebut adanya para sesepuh dan negarawan, lalu ada yang tetap berada dalam lingkaran kekuasaan, ada pula yang aktif dalam bisnis bersama para konglomerat, tapi ada juga yang asyik bergiat di dalam partai politik, namun cukup dominan yang berada di dalam bingkai Persatuan Purnawirawan Indonesia Raya yang mendukungan penuh kerja nyata dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, meskipun ada pula diantaranya yang kritis bergerak bersama masyarakat, seperti para sesepuh purnawirawan TNI yang asyik mengisi masa pensiunnya itu dengan berdiam nyaman bersama keluarga sambil berkebun, atau sekedar mengisi hari tuanya dengan cara yang lebih santai jauh dari kebisingan dan kegaduhan politik maupun urusan lain.
Dari tujuh orientasi purnawirawan TNI ini menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu cukup menunjukkan adanya keragaman posisi, pandangan serta peran sosial-politik paska tunainya mengemban tugas dari negara yang sungguh berat dan penuh tanggung jawab. Karena itu, menurut Sri Eko Sriyanto Galgendu, selaku Pemimpin Spiritual Nusantara yang relatif menjalin dan memiliki jaringan luas dengan berbagai kalangan ini, jujur mengakui banyak mendapat support atau dukungan moral secara personal dari relasinya yang cukup luas dan beragam ketokohan dan latar belakang profesi mereka itu hingga tokoh masyarakat dari berbagai profesi dan bidang pekerjaan lainnya. Oleh karena itu, suara dan kritik serta tuntutan para Purnawirawan TNI yang telah disampaikan secara resmi dan terbuka kepada DPR-MPR RI patut dan perlu disikapi secara lebih bijak, karena suara para purnawirawan yang telah berjasa bagi negara dan bangsa Indonesia ini cukup representatif mewakili suara rakyat, tandas Sri Eko Sriyanto Galgendu mengungkapkan pandangannya dari perspektif spiritual.
Banten, 9 Juni 2025.
Post a Comment