News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Rayuan Pers, Pamhut, dan Jatah Pokir Dewan

Rayuan Pers, Pamhut, dan Jatah Pokir Dewan

 
Mediapertiwi,id,Banda Aceh-Dalam pusaran politik dan bisnis proyek pokir, sejumlah oknum wartawan dan pawang hutan (pamhut) menjadi pemain utama yang lihai menguasai jalannya anggaran publikasi pemerintah. Mereka bukan hanya sekadar penyambung lidah publik, melainkan lebih memilih menjadi perampok di balik layar. Fenomena ini terungkap dalam laporan investigasi sebulan terakhir yang menyusuri peran beberapa tokoh kunci: Mr. MB, ZL, dan TKR.

Mr. MB adalah mantan anggota dewan sekaligus pensiunan PNS yang sejak tahun 2010 sudah mulai merintis penguasaan proyek pokir lewat media lokal yang dikuasainya. Ia memanfaatkan jaringan lama dan pengaruh politiknya untuk mengarahkan anggaran proyek ke media-media di bawah kendalinya.

Meski belum memiliki kartu UKW, Mr. MB sangat lihai memanfaatkan posisinya yang sudah matang dan koneksi yang kuat. Seorang wartawan yang mengenal dekat sosok ini menyebut, “Dia tak banyak muncul, tapi mangkal di tokonya yang disulap jadi kantor media sekaligus markas kontraktor proyek.”

Mr. MB adalah bagian dari geng “Asoe Lhok,” kelompok yang menguasai banyak lini bisnis mulai dari media, pengadaan baliho, hingga jual beli mobil. Dengan mobil Rubicon sebagai simbol kekayaannya, ia menjadi gambaran nyata betapa proyek pokir sudah mengalir deras ke kantong segelintir orang.

Berbeda dengan Mr. MB, ZL adalah sosok pawang hutan yang berhasil menyusup ke dunia pers dengan status wartawan bersertifikat UKW. Kepemilikan kartu UKW memberinya legitimasi untuk mengelola beberapa media cetak dan online, serta memperlancar akses dana dari berbagai proposal aspirasi.

Nama medianya bahkan identik dengan rayuan dan daya ledak obat kuat, sebuah ironi yang cukup mencolok di tengah permainan pokir yang mereka jalankan. ZL tidak terlibat bisnis baliho, tapi sangat aktif “bermain” di berbagai proposal, mulai dari anak yatim hingga keberangkatan luar daerah. “Aspirasinya lancar, uangnya mengalir,” kata seorang sumber.

Sama seperti Mr. MB, TKR adalah pawang hutan yang belum memiliki kartu UKW. Namun, hal itu tidak menghalanginya untuk ikut nimbrung dan memanfaatkan celah di dunia pers demi mengeruk keuntungan dari proyek pokir.

Menurut Ery Iskandar, pemantau pers yang rajin membongkar praktik-praktik ini, TKR adalah bagian dari skema yang sudah sistematis, di mana pawang hutan menyusup untuk menguasai ruang redaksi dan anggaran publikasi tanpa harus menjalankan fungsi jurnalistik dengan benar.

Meski permainan mereka sama—menggunakan media sebagai alat penguasa proyek dan uang—perbedaan utama antara Mr. MB dan TKR dengan ZL terletak pada kepemilikan kartu UKW. ZL mendapat legitimasi formal, sedangkan dua lainnya masih mengandalkan pengaruh lama dan jaringan informal.

Ironisnya, kedua kelompok ini saling menguatkan dalam menjalankan monopoli proyek pokir. Mr. MB dengan jaringan dan kekuatan politiknya, ZL dengan legitimasi UKW dan kemampuan memanipulasi proposal, serta TKR dengan keahliannya yang lihai mengakali dunia pers. Mereka membentuk ekosistem kotor yang sulit ditembus.

Selain menggunakan pola tekanan, sejumlah oknum wartawan juga disebut-sebut memberikan "Cash Back" kepada oknum dewan sebagai imbalan atas proyek pokir yang mereka dapatkan. "Mirip kasus dana hibah UKW juga sih, maklum sudah dari sononya," sindir Ery.

"Mereka bukan lagi sekadar menyusup, tapi sudah mencengkeram ruang redaksi dan proyek. Kalau bawa-bawa pers, gampang dapat uang," kata Ery Iskandar, yang selama sebulan terakhir terus menyuarakan praktik-praktik manipulatif di dunia pers.

Menurut Ery, fenomena ini semakin mengkhawatirkan karena jumlah wartawan bersertifikat UKW yang terlibat lobi pokir semakin banyak. "Dulu yang bermain hanya segelintir, sekarang semua lini sudah dikuasai. Mereka tidak lagi menjalankan fungsi kontrol, tapi jadi makelar proyek," tegasnya. "Ini bukan sekadar merusak citra pers, tapi sudah menghancurkan fungsi dasar media sebagai pengawas publik." (Tim Investigasi)

Catatan Kaki: Bagi yang merasa keberatan atau ingin mengoreksi informasi dalam laporan ini, silakan mengirimkan hak jawab secara resmi. Jangan merajuk di warung kopi atau sekadar curhat ke teman.(Hr). 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment