Oknum Wartawan Senior Diduga Terlibat Penipuan Robot Trading, Korban Curhat di Grup WhatsApp
Mediapertiwi,id,Jakarta-Dugaan kasus penipuan robot trading yang melibatkan oknum wartawan senior kembali menjadi sorotan publik. Salah seorang korban, yang juga berprofesi sebagai wartawan, meluapkan kekesalannya di sebuah grup WhatsApp dengan tulisan tajam, “Mamak kamu di kuburan apa ada sinyal, kembalikan uang saya hai penipu,” ditujukan kepada pelaku yang selama ini mengandalkan kedekatannya dengan Dewan Pers.
Kasus ini bukanlah yang pertama kali. Sumber terpercaya menyebutkan bahwa oknum tersebut sudah lama bermasalah sejak muda, mulai dari membawa lari istri orang hingga melakukan penipuan bernilai miliaran rupiah. “Sekitar 10 tahun lalu, seorang toke dari Medan sempat mencari dia terkait penipuan uang. Dia selalu berlindung di balik status wartawan dan organisasi kewartawanan,” ujar seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya.
Sejumlah wartawan dan penggiat pers juga mengaku pernah terjebak dalam bisnis gelap yang dijalankan oleh oknum wartawan tersebut. “Kami pernah diajak ikut investasi yang ternyata berujung penipuan. Dia selalu menjanjikan keuntungan besar dan mengandalkan reputasi wartawannya untuk meyakinkan kami,” ungkap salah satu penggiat pers yang memilih untuk merahasiakan identitasnya. Mereka menyesalkan tindakan oknum itu yang merusak nama baik profesi dan menimbulkan kerugian finansial bagi banyak pihak.
Praktik penipuan yang diduga melibatkan robot trading ini sempat dilaporkan ke pihak kepolisian, namun hingga kini belum ada tindakan lanjutan yang jelas. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan soal penegakan hukum dan transparansi dalam menangani kasus yang melibatkan oknum dengan jaringan kuat.
Dewan Pers sebagai institusi pengawas etika jurnalistik memiliki kode etik yang melarang wartawan terlibat dalam aktivitas yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan, termasuk investasi dan penipuan. Namun, dugaan penyalahgunaan status wartawan untuk berlindung dari jerat hukum tetap menjadi perhatian serius di kalangan media.
Terkait kasus ini, pemantau pers Ery Iskandar turut angkat suara. “Memalukan, kok ada wartawan yang perilakunya seperti itu. Wartawan seharusnya jadi garda terdepan dalam mengungkap kebenaran, bukan malah memanfaatkan profesi untuk menipu masyarakat,” ujarnya. Ery menegaskan pentingnya pengawasan ketat dari institusi terkait agar kasus penyalahgunaan profesi seperti ini tidak terulang dan merusak citra dunia jurnalistik.
Hingga berita ini diturunkan, pihak oknum wartawan dan Dewan Pers belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan tersebut. Sementara itu, korban dan kalangan wartawan berharap ada tindakan tegas demi menjaga kredibilitas profesi dan kepercayaan publik. (HS) .
Post a Comment