Dimensi Spiritual Soekarno Sebagai Pemimpin Bangsa Yang Patut dan Pantas Untuk Diteladani
Oleh : Jacob Ereste
Mediapertiwi,id-Intelligence (kecerdasan dalam versi ChatGBT) adalah kemampuan untuk belajar, memahami, berpikir logis, memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan untuk tampil dan berperan lebih baik sehingga dapat diterima oleh banyak pihak. Jadi, liputannya adalah merangkum kapasitas mental untuk mengolah informasi, belajar dari pengalaman, menghadapi masalah, menyesuaikan diri dengan situasi baru yang menggunakan pengetahuan untuk membuat keputusan.
Menurut Howard Gardner, ragam macam Intelligence dalam perspektif psikologi meliputi kecerdasan linguistik, logika matematis, visual spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, interpersonal dan naturalis dalam pengertian peka terhadap alam, hewan dan lingkungan.
Dalam konteks inilah upaya memahami pemikiran dan pengalaman spiritual Presiden Soekarno -- sebagai sosok pemimpin -- tidak hanya dikenal sebagai pemimpin politik dan orator ulung, tetapi juga sebagai sosok yang memilikinya kedalaman spiritual -- pengalaman mistis -- yang cukup mempengaruhi pandangan serta gaya kepemimpinannya.
Beberapa aspek penting dari pemikiran dan pengalaman spiritual Soekarno tampak meliputi dalam kedalaman agama dan spiritualitas. Setidaknya beberapa catatan selama dalam tahanan Belanda di penjara Sukamiskin, Bandung memperdalam pemahaman tentang Islam.
Presiden Soekarno pun memiliki hubungan dekat dengan para tokoh spiritual yang ikut mempengaruhi pandangan dan kekuatan batinnya. Raden Mas Pandji Sosrokartono adalah tokoh kebatinan yang sangat dihormati di Bandung. Demikian juga dengan tokoh agama, Abdurrahman di Petojo Selatan, Jakarta Pusat, banyak memberi referensi tentang tasawuf. Dan Soekarno sendiri memiliki keyakinan yang kuat terhadap dunia mistis sehingga sering menggunakan intuisi spiritual dalam mengambil dan menentukan suatu keputusan yang penting untuk negara dan bangsa Indonesia pada masa kekuasaannya.
Dari berbagai sumber, Soekarno disebut sangat percaya pada spiritualitas kuat kaitannya dengan alam nyata atau dunia fisik, dan simbolisme serta lalu ritual memiliki peran penting dalam politik dan sosial maupun ekonomi.
Dari keyakinan serupa inilah, menurut orang banyak yang membentuk model dan pendekatan dari kepemimpinannya yang khas dan unik serta inklusif bagi berbagai kelompok etnis dan agama yang harus disatukan dari keragaman -- kebhinekaan -- bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa di Nusantara.
Dalam merumuskan Pancasila, pandangan dan sumbangan pemikiran Soekarno cukup dominan hingga menjadi pandangan hidup bangsa serta ideologi negara yang penuh dan padat akan nilai-nilai spiritual. Syahdan, Soekarno yakin dan percaya bahwa nasionalisme bangsa Indonesia harus menjadi pijakan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa dan untuk umat manusia. Sebab pemahaman dan pengertian tentang nasionalisme seperti itu akan menjadikan Indonesia sebagai bagian dari dunia yang lebih luas dengan semangat persatuan dan keadilan sosial yang senantiasa dikedepankan.
Pemikiran politik dan spiritual Soekarno jelas telah memberi andil besar dalam membentuk dan memperkuat dasar negara Indonesia yang tidak hanya berorientasi pada kekuasaan, tetapi juga memberi perhatian besar terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dan berketuhanan kepada Yang Maha Esa.
Agaknya, nilai-nilai spiritual yang sangat kuat dari Soekarno sebagai proklamator dan pendiri bangsa Indonesia merupakan warisan spiritual yang tak pernah lekang untuk diteruskan oleh generasi berikutnya yang sangat kagumi, mengidolakan serta mengidealkan untuk membangun bangsa dan negara yang acap disebut genah Ripah loh jinawi, toto tentrem kertaraharja -- berdasarkan etika dan moralitas dalam satu gumpalan akhlak mulia manusia sebagai khalifatullah (wakil Tuhan) di muka bumi.
Banten, 23 Mei 2025.
Post a Comment