News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Teror Buzzer dan Influenser Lewat Medsos Hanya Bisa Diimbangi, Karena Memang Tak Bisa Dicegah

Teror Buzzer dan Influenser Lewat Medsos Hanya Bisa Diimbangi, Karena Memang Tak Bisa Dicegah

Oleh:Jacob Ereste 

Mediapertiwi,id,-Kecemasan yang tidak bisa diterima oleh akal orang banyak adalah  pengaruh besar media sosial yang berbasis internet sangat dahsyat kemampuannya dalam mengubah persepsi, pikiran serta sikap -- bahkan sifat -- warga masyarakat Indonesia yang telah direbut secara paksa kedaulatannya hingga kemudian terus digadaikan pada bangsa dan pengusaha asing.

Para cerdik pandai  hingga para cendekiawan dan intelektual seperti  terpaksa harus merundukkan kepala, seakan memberi isyarat sungguh tidak lagi mampu dan punya daya menghadapi keampuhan media sosial yang berbasis internet  membentuk opini, membangun pencitraan buruk menjadi kinclong, bahkan menekan mereka yang dianggap musuh atau sekedar pesaing dalam Pemilu yang semakin pulgar ditampilkan menjelang Pilpres (Pemilihan Presiden) tahun 2024. 

Keriuhan ini sudah dimulai jauh sebelum Calon Presiden resmi memasuki tahap pendaftaran secara resmi di KPU (Komisi Pemilihan Umum). Jadi bisa segera dibayangkan ketika Calon Wakil Presiden masuk babak penentuan untuk ikut mendampingi Calon Presiden yang telah resmi diajukan oleh partai pengusung kandidat yang bersangkutan.

Jauh sebelum seorang kandidat calon Presiden atau Wakil Presiden ditetapkan, berita yang dapat dipercaya keasliannya bahwa sejumlah buzzer dan sejumlah influenser telah mendapat SK resmi untuk menjalankan peranannya sesuai juklak (Petunjuk dan Pelaksanaan) serta arahan atau blue print dari sang juragan yang menyandang dana kampanye itu. Jadi memang dalam manajemen pengelolaan para buzzer dan influenser yang diperlukan sudah dirinci sedemikian rupa, termasuk jumlah buzzer dan influenser yang dibutuhkan untuk menguasai opini publik guna menampilkan sosok idola yang dijagokannya.

Konon untuk satu kandidat calon Presiden minimal memerlukan sekitar 60 buzzer dan 60 influenser sehingga dapat memberi jaminan bagi sang kandidat mampu menguasai publik hingga tak berkutik untuk menjatuhkan pilihan kepada sosok yang harus dimenangkannya bersama tim sukses yang sudah memiliki job desk tersendiri. Tentu saja klasifikasi honoraria gang akan diperoleh sesuai dengan nilai tawar yang mampu dinegosiasikan agar dapat berada diatas nilai umum antara 8 sampai 12 juta rupiah per bulan sampai habis masa kontrak (secara otomatis) mengacu pada hasil penetapan KPU dikeluarkan. Jadi, bila kandidat yang dijagokan bisa menang, sangat mungkin masa kontrak kerja yang akan diperpanjang dengan membuat ulang perjanjian kerja yang baru, atau dalam bentuk job desk yang lain.

Akibat langsung dari dampak kerja kreatif dan inovatif para buzzer dan influenser ini banyak pecinta dan penikmat media sosial merasa telah menjadi korban yang tak berdaya. Kalau pun rasa resah dan gerah dari warga masyarakat akibat  menu sajian para buzzer dan influenser sudah mencapai tingkat bahaya yang tinggi voltasenya bagi warga masyarakat, mengapa baru sekarang disadari dan dipahami setelah budaya kerja dari buzzer dan influenser itu sangat berbahaya, karena terbukti mampu menumpulkan daya nalar serta kecerdasan manusia.

Padahal, dalam perseteruan serupa itu sesungguhnya semacam konsekuensi logis dari pertarungan, perkembangan maupun persaingan dalam dunia ide dan gagasan yang harus dipasarkan secara lebih meluas agar bisa  memiliki nilai tawar yang menggiurkan.

Dengan kata lain, bagi suatu lembaga, instansi atau sejenis traiding compeny yang hendak memenangkan pertarungan atau cuma sekedar persaingan saja, seperti telah menjadi keharusan yang mutlak untuk memiliki pasukan buzzer dan influenser supaya bisa dapat merebut posisi marketing yang menyenangkan karena menang dalam setiap pertarungan.

Karena memang begitulah budaya pasar, bisa membanting harga sekehendak hati untuk merebut pasar (pelanggan), atau sebaliknya secara ekstrim mengetok pembeli dengan harga yang gila-gilaan.

Pada prapemilu 2024 sekarang ini tarif buzzer dan influenser sedang baik daun menjual kembang pada waktu ziarah saat bukan ramadhan. Maka itu wajar banyak orang terperangah soal sajian media sosial yang berbasis internet terkesan jadi ugal-ugalan, karena memang sedang berlomba meraih rengking teratas agar bisa memetik buah lebih banyak. Jadi kecemasan orang banyak terhadap sajian media sosial yang dirasa dominan merusak persepsi berbagai kalangan, memang benar, sebab sajian penyeimbangnya dalam media sosial itu tidak pernah disadari -- apalagi hendak dipahami -- perlu kesadaran dan pemahaman juga untuk terus mengimbanginya dengan sajian yang kita anggap sangat dan bisa menyegarkan ingatan.

Nagrak, 8 Mei 2023

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment