News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

TUBUH ROSMIATI SEMAKIN MEMBURUK, BAZNAS MAKASSAR PEDULI BANTU DANA

TUBUH ROSMIATI SEMAKIN MEMBURUK, BAZNAS MAKASSAR PEDULI BANTU DANA

 

Mediapertiwi,co,id.(Makssar-SulSel)-Kondisi Rosmiati kian hari makin memburuk. Tubuh perempuan empat anak ini nyaris tinggal tulang dan kulit. Tubuhnya tipis, seperti hanya tulang yang dibalut kulit.

Sekalipun demikian, dalam keadaan terbaring, dia masih tersenyum saat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar ke rumahnya membawakan dua bantuan, bulanan dan insidentil, Kamis, 31 Maret, petang hari ini.

Seperti biasa, sepanjang hari, dalam dua tahun terakhir, warga Jalan Naja Dg Nai,  RT 008/RW01, Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo,  Kota Makassar ini tetap terbaring di kasur yang diletakan di ruang depan.  Jika lima, enam bulan lalu, dia masih menggerakan tangan, kini agak berat. Kakinya pun demikian. Tidak bisa lurus. Sesekali, ibunya terlihat menunduk, sambil menyeka air matanya.

Sementara, Aisya-anak sulung Rosmiati  yang mengenakan jilbal tidak terlihat seceria seperti beberapa bulan lalu. Sepertinya, murid kelas V Sekolah Dasar Cokroamino ini sedang menghadapi beban demikian berat. Mulai dari masa depannya, hingga biaya sehari hari ibunya.

Aisya mewakili ibunya, menandatangani  penyerahan bantuan bulanan yang disodorkan Ahmad Gunawan–Kepala Bidang II BAZNAS Kota Makassar. Bantuan bulanan yang sudah berjalan sejak tahun lalu itu berupa uang tunai, beras, minyak goreng, gula, mie, teh, dan lainnya.

Aisya menerima bantuan biaya bagi pengobatan ibunya

“Jadi, sejak tahun lalu, setiap bulan BAZNAS Kota Makassar datang secara langsung untuk memberikan bantuan bulanan kepada kaum dhuafa, termasuk kepada ibu Rosmiatyi ini. Tetapi, kali ini, selain bantuan bulanan, BAZNAS juga membeirkan sejumlah uang untuk pengombatan. Kami juga memberikan pempres, susu entrasol, biskuit, dan bahan lainnya,” tutur Wakil Ketua II BAZNAS Kota Makassar, H.Jurlan Em Saho’as.

Menurutnya, semua bantuan yang dibeirkan kepada Rosmiati berasal dari donasi para Muzakki di Kota Makassar. “Semoga, ibu Rosmiati dan anak anaknya dapat memanfaatkan bantuan ini dengan baik,” tambah Jurlan, seraya menambahkan,  tahun 2022 ini, bantuan bulanan serupa juga diberikan kepada sekitar 75 kaum dhuafa di kota yang dipimpin Moh Ramdhan Pomanto dan Fatmawati Rusdi ini.

Melihat kondisi Rosmiati, dan kesungguhan Aisya mencari nafkah, sekaligus masih belia, sutradara Film Air Mata Jendi ini pun mengharapkan, kiranya tuhan menurunkan hidayahnya untuk kesembuhannya.

 “Sebagai hamba tuhan, kita wajib berdoa. Itu tidak terlepas dari hadis nabi yang menyebutkan,  tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Karena itu, jika sudah ada donatur yang membantu, saya yakin Rosmiati bisa sembuh. Kesembuhan Rosmiati sangat diharapkan, untuk melihat masa depan anak anaknya,” tutupnya.

Seperti diketahui, sebenarnya Aisya adalah anak terhebat. Dia mampu melihat kondisi ibunya yang membutuhkan biaya pengobatan yang begitu besar. Disaat ibunya membutuhkan biaya pengobatan, ayahnya meninggalkan mereka. Makanya, Aisya relah menjual kue donat. Sekalipun keuntungan yang diperoleh tidak seberapa, tetapi dia sudah mampu mengambil peran ayahnya.

Di sisi lain, Rosmiati adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Sebelum menderita sakit, dia bekerja di gudang roti di Jalan Gunung Bawakaraeng. Tetapi, entah mengapa, dia menderita seperti ini.

Di gudang roti itu, setiap hari Rosmiati memperoleh upah lebih Rp100.000, namun setiap minggu baru di dapat. Dia bekerja di gudang roti itu sekitar tiga tahun. Tetapi, kini sudah lebih dua tahun dia tidak bisa bangun. Tangannya tidak bisa goyang, badannya menghitam, kakinya tidak bisa lurus

Kini berat bedannya pun lebih ringan ringat dari lebih 50 kilo saat masih sehat, kini hanya tinggal beberapa kilo saja.

“Pertamanya sakit memang di gudang. Awalnya panas, kemudian dibawa ke rumah sakit. Dia bilang sakit di kepalanya. Lama kelamaan, seluruh badannya sakit, hingga tidak bisa bangun. Saat itu, anak saya ini bertanya, bagaimana bisa begini badanku. Saya tidak bisa bangun,” tutur ibunya menirukan ucapan Rosmiati

Lalu mengapa keluarga Rosmianya tidak membawanya ke rumah sakit untuk berobat? Tidak lain karena, keterbatasan dana. “Kami berharap Rosmiati bisa berobat di rumah sakit, supaya bisa cepat sembuh. Tapi, masalah yang timbul, tidak ada uang,” tambah ibunya.

Sementara rumah yang ditempati, Rosmiati  mengaku bukan rumah pribadinya, melainkan rumah keluarganya dari ibunya. Pemilik rumah petak petak berlantai dua yang terbuat dari papan yang sudah termakan usia itu memberinya salah satu kamar yang tersambung dengan dapur di lantai II. Hanya saja, untuk ke lantai II harus berhati hati. Selain papan menuju kamar yang ditempat Rosmiati bersama ibu dan kedua anaknnya sudah rapuh. Sudah berlubang. Mudah patah, sehingga kalau tidak hati hati bisa jatuh. (red,dp)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment